Hadist dan Perintah Menuntut Ilmu

2 komentar
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Sehubungan itu, Allah mengajarkan kepada Adam dan semua keturunannya perihal ilmu. Dengan ilmu pengetahuan itu, manusia dapat melaksanakan tugasnya dalam kehidupan ini, baik tugas khilafah maupun tugas ubudiah. Oleh karena itu, Rasulullah menyuruh, nenganjurkan, dan memotivasi umatnya agar menuntut ilmu pengetahuan. Sehubungan dengan ini ditemukan hadis untuk menuntut ilmu, yaitu sebagai berikut :

"Ibnu Mas'ud meriwayatkan,"Rasulullah Sallalahu alaihi wasallam bersabda kepadaku, 'Tuntutlah ilmu pengetahuan dan ajarkanlah kepada orang lain, Tuntutlah ilmu kewarisan dan ajarkanlah kepada orang lain, Pelajarilah Alquran dan ajarkanlah kepada orang lain. Saya ini akan mati. Ilmu akan berkurang dan cobaan akan semakin banyak, sehingga terjadi perbedaan pendapat antara dua orang tentang suatu kewajiban, mereka tidak menemukan seorang pun yang dapat menyelesaikannya"  (H.R Ad-Darimi, Ad-Daruquthni, dan Al-Baihaqi)

Dalam hadis ini ada tiga perintah belajar, yaitu perintah mempelajari al-ilm, al-fara'id dan Alquran, menurut Ibnu Mas'ud, ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu syariat dan segala jenisnya, Al-Fara'id adalah ketentuan-ketentuan, baik ketentuan Islam secara umum maupun ketentuan tentang harta warisan. Mempelajari Alquran mencakup menghafalnya. Setelah dipelajari ajarkan pula kepada orang lain agar lebih sempurna. Beliau memerintahkan agar sahabat mempelajari ilmu karena beliau sendiri adalah manusia seperti manusia pada umumnya. Pada suatu saat, beliau akan wafat. Dengan adanya orang mempelajari ilmu, ilmu pengetahuan itu tidak akan hilang.

Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan dalam hadis dia atas, setelah dipelajari, ilmu harus diajarkan kepada orang lain. Rasulullah Sallalahu alaihi wasallam mengkhawatirkan apabila beliau telah wafat dan orang-orang tidak peduli dengan illmu pengetahuan, maka tidak ada lagi orang yang mengerti agama, sehingga umat akan kebingungan.

Selain perintah menuntut ilmu pengetahuan dalam hadis di atas, masih ada lagi hadis yang lebih tegas tentang kewajiban menuntut ilmu, yaitu sebagai berikut.

"Husain bin Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah Sallalahu alaihi wasallam bersabda, "Menuntut ilmu wajib bagi setiap orang islam" (H.R Al-Baihaqi, Ath-Thabrani, Abu Ya'la, Al-Qudha'i dan Abu Nu'aim Al Ashbahani)

Dalam menyuruh manusia mencari ilmu, Allah menggunakan ungkapan yang bervariasi, Kadang-kadang Dia menggunkan kata perintah agar manusia membaca. Kegiatan membaca akan menghasilkan ilmu pengetahuan. Hal ini terlihat dalam surah Al-'Alaq (96) ayat 1-5. Kadang-kadang Allah memakai perintah mengamati fenomena alam semesta. Pengamatan ini akan melahirkan ilmu pengetahuan pula. Ungkapan ini ditemukan, antara lain dalam Surah Al-Ghasyiyah (88) ayat 17-20. Di tempat lain, Allah menggunakan motivasi dengan ungkapan mengangkat derajat orang beriman yang berilmu. Motivasi ini akan mendorong orang untuk belajar. Pernyataan ini dapat dilihat, antara lain dalam Surah Al-Muhadilah (58) ayat 11.

Perintah menuntut ilmu yang disampaikan Oleh Rasulullah sejalan dengan perintah Allah. Dalam Alquran ditemukan ayat-ayat yang memerintahkan untuk menuntut ilmu dan petunjuk tentang urgensinya. Ayat-ayat itu, antara lain di Q.S Al-A’laq (96) : 1-5 yang artinya :
  
  • Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
  • Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  • Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
  • yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
  • Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Ayat ini dapat dijadikan sebagai alasan bahwa ilmu pengetahuan itu penting dalam kehidupan manusia. Allah memerintahkan agar manusia membaca sebelum memerintahkan agar manusia membaca sebelum memerintahkan melakukan pekerjaan dan ibadah yang lain. Ayat ini juga menunjukan karunia Allah kepada manusia, sebab ia dapat menemukan kemampuan belajar bahasa. Tambahan lagi, manusia juga dapat mempelajari baca-tulis, ilmu pengetahuan, keterampilan yang beragam, petunjuk dan keimanan, serta hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia sebelum diajarkan kepadanya.

Betapa pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia dan tidak diragukan lagi. Dalam melaksanakan pekerjaan dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan. Dalam Alquran dapat dilihat bahwa setelah Allah menyatakan Adam sebagai khalifah di muka bumi, maka ia dipersiapkan dengan ilmu pengetahuan. Hal itu dimaksudkan agar Adam mampu mengemban tugasnya sebagai khalifah. Hal ini dapat dilihat, antara lain dalam ayat Q.S Al-Baqarah (2) : 21-33 yang artinya :

  • dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
  • mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana
  • Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Belajar nama segala sesuatu adalah belajar “kata-kata” yang melambangkan pengertian-pengetian atau konsep-konsep, jadi, ketika kita menyambut kata Hishan (Kuda) atas sekumpulan hewan tertentu, berarti kita mempergunakan simbol bahasa yang menunjukan pengertian atau konsep yang dapat diterapkan pada seluruh kuda lainnya. Atas dasar ini, kita memahami firman Allah, “dan dia mengajarkan kepada Adam seluruh nama-nama,” mengandung makna bahwa Dia mengajarkan bahasa kepada Adam, Allah menyebut bahasa dengan ungkapan seluruh nama, Maksudnya, Dia mengajari Adam nama-nama yang melambangkan konsep-konsep.

Belajar nama yang melambangkan konsep tertentu, mencakup pengenalan sifat-sifat dan karakteristik yang mengikutsertakan semua satuan jenis yang tercakup oleh konsep tersebut. Jadi, pada saat kita belajar menggunakan kata Hishan (kuda) untuk menunjukan seluruh kuda yang kita lihat, sebelumnya kita telah belajar bahwa semua kura yang pernah kita lihat mempunyai kesamaan sifat tertentu, oleh karena itu, kita juga dapat memahami firman Allah “Dan Dia mengajarkan kepada Adam seluruh nama-nama,” bahwa Dia juga telah mengajari Adam sifat-sifat, karakteristik, dan perbuatannya.

Selain itu, terdapat pula ayat lain yang juga berarti perintah mencari ilmu pengetahuan yaitu sebagai berikut yang terdapat pada Q.S At-Taubah Ayat 122 yang artinya :

  • Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Menurut Al-Maraghi, ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya mendalami agama, bersedia mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman, dan memberikan pemahaman kepada orang banyak. Dengan demikian, mereka tidak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap mukmin. Orang-orang yang beruntung adalah orang yang memperoleh kesempatan untuk mendalami agama dengan maksud seperti ini. Mereka mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah dan tidak kalah tingginya dari kalangan pejuang yang mengorbankan harta dan jiwa dalam meninggikan kalimat Allah membela agama dan ajaran-Nya. Bahkan, mereka boleh jadi lebih utama dari pejuang pada situasi lain ketika mempertahankan agama menjadi fardhu ‘ain bagi setiap orang.

Dalam hadis riwayat Husain bin Ali di atas, Rasulullah menegaskan dengan menggunakan kata faridhah (wajib atau harus), Hal itu menunjukan bahwa ilmu pengetahuan itu memang benar-benar urgen dalam kehidupan manusia, terutama orang yang beriman. Tanpa ilmu pengetahuan, seorang mukmin tidak dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik menurut ukuran ajaran Islam. Apabila ada orang yang mengaku beriman tetapi tidak mau mencari ilmu, maka ia dipandang telah melakukan suatu pelanggaran, yaitu tidak mengindahkan perintah Allah dan Rasul-Nya. Akibatnya, tentu mendapatkan keumrkaan-Nya dan akhirnya akan masuk ke dalam neraka. Karena begitu pentingnya ilmu pengetahuan itu, Rasulullah mewajibkan umatnya belajar.

2 komentar:

  1. sekarang ini yang paling susah mempelajari ilmu al-faro'id kang. penerapannya juga susah, makanya kata abah yai ilmu yang hilang duluan adalah ilmu faro'id. seinget saya sih. hehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah begitulah, karena memang ilmu faraidh itu ilmu yang luas sekali, apalagi jika sudah masuk faraidh khilafiyah... susah..

      Tapi itulah ilmu, banyak tantangan yang harus dilalui untuk mempelajarinya... dan manfaatnya juga besar sekali..

      Hapus

Entri Halaman

Popular Posts